Pagi itu Gitalis Dwi Natarina bangun dengan badan segar serta
bersemangat. hari ini. Rencananya Gita akan memenuhi panggilan casting
oleh sebuah rumah produksi yang kabarnya sedang berencana merilis
sinetron-sinetron bernuansa religi.

Pedangdut berjilbab pemenang sebuah kontes dangdut di televisi swasta
nasional itu memang amat menantikan hal tersebut, mengingat sebelumnya
dia telah sukses membintangi dua buah sinetron. Apalagi kabarnya
sederetan artis ternama rencananya akan ikut membintangi sinetron itu.

Mandi pagi telah membuat tubuh gadis berjilbab yang biasa dipanggil Gita
KDI itu segar, ia segera berdandan secantik dan seanggun mungkin. Gita
bertekad akan membuat para peng-castingnya kagum akan aktingnya. Soalnya
untuk peran utama wanita dalam sinetron itu, Gita harus bersaing dengan
Zaskia Adya Mecca. Ya, artis muda berjilbab lainnya yang sedang meroket
karirnya dalam dunia sinetron. Untuk itu gadis berjilbab asal Garut ini
amat serius mempersiapkan diri. Apalagi katanya sang produser akan
datang melihat langsung casting hari ini.
Gita bercermin dan untuk sesaat nampak tersenyum puas akan penampilannya
yang dianggap cukup memukau. Tubuh serta pinggul yang ramping, ditopang
sepasang kaki yang indah serta sepasang buah dada berukuran 34C ,
rasanya cukup untuk menambah nilainya sebagai pesinetron baru.
Untuk urusan pakaian ia memilih baju lengan panjang berbahan satin yang
mengkilap seperti sutra berwarna pink dipadu rok panjang sebahan dan
sewarna dengan bajunya. Jilbab pendek seleher yang dikenakannya juga
berbahan satin berwarna merah hingga membuat paras kecantikan gadis muda
berjilbab ini terpancar sempurna.

Tak lama kemudian jemputan tiba. Setelah berpamitan dengan orang tuanya
Gita bergegas menuju kendaraan yang terparkir di luar rumahnya. Baru
kali ini artis berjilbab itu berangkat sendirian untuk urusan casting
tanpa ditemani salah satu anggota keluarganya. Dikarenakan production
house yang memberinya tawaran job tersebut mengajukan syarat Gita harus
datang sendirian. Dan demi menunjukkan bahwa artis berjilbab itu memang
seorang profesional, ia menyanggupinya.

Tempat dimana casting akan dilaksanakan ternyata di sebuah villa yang
lokasinya berjauhan dengan villa-villa lainnya. Lingkungan dimana villa
itu berada nampak sepi. Suhu udara yang dingin disertai hembusan udara
yang sejuk membuat Gita agak kedinginan tatkala melangkah keluar dari
kendaraan yang menjemputnya. Dengan langkah santai artis berjilbab itu
berjalan menuju kedalam villa. Sejenak diperhatikannya ruangan bangunan
yang sebagian ruangannya telah dirombak menjadi sebuah studio untuk
keperluan shooting.

Dalam hati Gita seperti mengenal ruangan ini, karena tempat ini memang
sering dipakai sebagai setting sinetron yang banyak ditayangkan di
televisi. Namun raut wajah Gita sedikit berubah bingung tatkala disuruh
masuk ke dalam sebuah kamar di villa itu karena hanya ada beberapa orang
disana. Tidak satupun wajah yang dikenalnya. Hanya sang produser yang
pernah ditemuinya. Lagipula disitu hanya ada segelintir kru film.
Sekilas perasaan was-was menghinggapi hati artis berjilbab ini karena
diruangan itu yang ada lelaki semua!

Namun suasana hati Gita yang sedang was-was itu sejenak mencair kala
sosok yang dikenalnya menyapa seraya mendekatinya. Seorang pria paruh
baya berwajah lumayan tampan dengan tubuh atletis itu bernama Sony.
Dialah sutradara yang ditunjuk untuk menangani sinetron ini. Dan konon
kabarnya berkat usaha sang sutradara pula Gita mendapat prioritas
pertama untuk casting peran utama sinetron tersebut.

“Hai Gita apa kabar? Gimana perjalanan tadi? Lancar khan?”, sapa sang sutradara itu tersenyum.

“Syukurlah semua lancar-lancar aja Pak Sony”, balas Gita dengan tersenyum manis.

“Gimana? Siap untuk casting sekarang?”, tanya Sony lagi.

“Siap. Tapi emm….”, jawab Gita lagi dengan nada bimbang. “Koq, yang ada
disini keliatannya cuma kru film sama sutradara aja sih Pak?”, selidik
Gita lanjut.

“Ohh…itu. Begini Git, artis-artis pendukung lain yang akan dicasting
kebetulan datangnya agak siangan dikit. Sedangkan calon lawan main kamu
lagi ada masalah dijalan tol. Tadi dia udah calling ke handphone-ku
ngasih tau kalo dia bakalan telat dating. Begitu loh ceritanya.
Kebetulan aja kamu duluan yang nyampe disini.”, jawab si sutradara.

“Oh begitu..”, sahut Gita manggut-manggut mengerti.

Lalu singkat cerita Jilbaber juara Kontes Dangdut tersebut diperkenalkan
kepada sang produser sekaligus sang pemilik rumah produksi.

“Git, kenalkan ini Pak Harry, produser kita yang akan menyaksikan
langsung casting kamu hari ini”, ujar Sony memperkenalkan Gita pada si
produser.

“Apa kabar Pak? Saya Gita”, ujar artis cantik berjilbab itu seraya mengulurkan tangan.

Sambil tersenyum misterius pria yang disapa itu membalas sapaan Gita
seraya menjabat tangan halus si artis berjilbab itu, “Ah ya, saya
Harry”. Pria bersosok tubuh sedang namun tidak kalah atletis dari Sony
nampak memandangi Gita dari atas kebawah seakan matanya sedang mengagumi
keindahan lekuk tubuh Gita yang dibalut pakaian tertutup namun agak
ketat.

“Wah…wah…wah. Aku nggak menyangka, penampilan kamu beda banget sama yang
di tivi. Lebah cantik kalo melihat langsung!”, puji si produser.

“Ah bapak! Biasa aja koq”, sahut Gita tersenyum malu dengan wajah merah merona mendapat pujian seperti itu.

“Ok deh! Untuk menyingkat waktu coba Gita mulai casting sekarang. Son,
kasih dia script”, titah Herry pada Sony. Lalu seraya sang sutradara
menyerahkan naskah kepada artis berjilbab itu Herry berujar, “Ok,
sekarang coba kamu baca mainkan perannya”.

“Ya pak!”, sahut Gita sumringah kala menerima script itu ditangannya.

Namun saat sang artis berjilbab mulai membaca naskah itu nampak raut
wajahnya yang cantik itu sedikit mengernyit. Herry yang melihat
perubahan pada mimik muka Gita seakan sudah menduganya segera
berujar,“Kenapa Gita? Kamu keberatan? Memang ……dalam naskah itu
ceritanya kamu baru saja diculik dan hendak diperkosa oleh para
penjahat. Dan memang akan ada adegan dimana nanti kamu diikat di ranjang
sebelah sana. Nah, pada saat shoot dimulai kamu harus bisa menampilkan
ekspresi dan akting yang meyakinkan kala kamu menangis dan memohon untuk
dilepaskan. Paham?”.

Gita sang artis berjilbab itu nampak menunjukkan wajah ragu dengan
adegan seperti itu. Ia tidak menyangka jika test castingnya langsung
akan ada adegan yang berat seperti ini. Gadis berjilbab tersebut nampak
tercenung sesaat.

“Git?? Lho koq malah bengong. Apa kamu nggak sanggup dengan peran ini?”,
sergah sang produser tak sabar. “Kalo kamu nggak sanggup, ya udah kita
batalin aja casting hari ini dan biar kita casting artis lain yang
sanggup.”, sergah Herry lanjut seakan memojokkan Gita yang sedang
berpikir ulang.

Sesaat kemudian artis cantik berjilbab itu nampak menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Gita kemudian beringsut menuju ranjang lalu berbaring di tempat tidur
yang berada diruangan itu. Kru film yang berada disitu segera bekerja
mengikat tangan dan kaki artis berjilbab itu ke ujung tempat tidur
membentuk huruf X.
Wajahnya yang cantik berbalutkan jilbab merah satin itu terlihat cemas dan was-was saat kemudian mulutnya disumpal.

“Rileks dong Git! Adegannya cuma sebentar aja koq. Saya yakin begitu
kamera rolling kamu akan enjoy. So, coba sedikit tenang. Ok? ”, ujar
Sony berusaha menenangkan Gita.
Lalu Gita mengangguk pelan dan ia nampak jadi sedikit lebih tenang.

“Ok! Kamera roll.. Action!”, seru Sony. Adegan pun dimulai dan nampak
seorang pria yang diplot sebagai si penjahat memasuki set melangkah
mendekati Gita dan membuka sempal mulut gadis berjilbab itu.

“Tolong lepaskan saya…! Jangan apa-apakan saya…!”, seru Gita kala mulai berakting.

Namun tiba-tiba, “Cuuttttt..!! Aduh Gita! Nggak ok akting kamu, kurang
meyakinkan! Ulangi lagi..!!!”, teriak Sony yang tak puas dengan adegan
itu.
Mulut Gita pun kembali disumpal dan adegan diulang.

“Cuutt…..!!!! Ya ampun Gita! Kamu ini bisa akting nggak sih? Ulang!!!”,
seru Sony kesal karena tak puas, sementara Gita merasa mulai tak nyaman
dengan semua ini. Jika harus diulang sekali lagi, ia berpikir untuk
menyudahi semua ini dan segera pulang.

Adegan kembali diulang, Gita bersiap menunggu sang pemeran penjahat untuk masuk, namun kali ini ia sangat terkejut.
Kali ini yang mendatanginya bukanlah sang pemeran penjahat tadi
melainkan Herry sang produser bersama Sony si sutradara! Dengan wajah
ketakutan mata Gita melotot kala melihat sang produser dan sutradara
yang sudah bertelanjang dada mendekatinya. Panik, sang artis berjilbab
yang sedang terikat diranjang itu segera menoleh ke sekeliling ruangan
itu. Kosong! Ruangan itu telah ditinggalkan oleh para kru film tadi.
Sekarang yang ada tinggal mereka bertiga plus seorang jurukamera yang
nampak serius sedang mengambil gambar mereka.

Bagaikan tersadar dari alam mimpi, Gita pun segera bergerak berontak dan
meronta- ronta berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Namun
ikatan tersebut terlalu kuat. Sadar akan bahaya yang menghampirinya dan
artis berjilbab itu nampak tidak berdaya, air mata mulai meleleh
membasahi pipi.

Herry kemudian naik ke ranjang seraya mengelus elus paha mulus Gita dari
luar rok panjang merah satin miliknya. Perlahan gerakan tangannya terus
naik ke atas pangkal pahanya. Lalu jemarinya bergerak halus
menggesek-gesek selangkangan Gita dari luar rok panjang satinnya. Artis
berjilbab itu sontak berontak meronta-ronta dengan kala mendapat
perlakuan tersebut. “Mmmphh…..hhhhmmm…!!”, jeritannya tertahan oleh
sumpalan kain dimulutnya. Wajahnya yang cantik terbalut jilbab merah
satin itu menampakkan amarah yang amat sangat. Namun apa daya semua itu
sia-sia ikatan yang kuat di kedua kaki dan tangannya. Sejurus kemudian
Herry berpindah keatas ranjang seraya menduduki kedua betis Gita yang
terlentang dengan kedua pangkal betis kakinya. Kini praktis rontaan
kedua kaki artis berjilbab itu terhenti karenanya. Dengan air mata
berlinang tak berdaya ditatapnya pria yang berada diujung ranjang itu
sedang asyik menyingkap rok panjang merah satinnya sepinggang. Bulu
kuduknya merinding ketika merasakan tangan kekar seorang pria yang bukan
muhrimnya itu menyentuh kulit pahanya dengan halus tatkala menyingkap
rok panjang satin miliknya. Sekarang terpampanglah gundukan kemaluan nan
halus terbungkus celana dalam berwarna krem.

Gita si artis berjilbab, hanya bisa menutup mata dengan tubuh tergetar
menahan tangis kesedihan yang mendalam. Dia tahu, kalau hari ini akan
menjadi sejarah kelam dalam kehidupannya. Karena itulah pedangdut
berjilbab itu hanya bisa diam pasrah membiarkan sang produser dan
sutradara melucuti celana dalam serta kancing-kancing baju lengan
panjang satinnya. Herry sang produser yang berada persis didepan
selangkangannya yang telanjang itu menatap penuh birahi kemaluannya yang
gundul. (Gita ternyata rajin mencukur bulu kemaluannya). Kemudian
dengan jemarinya pria itu menelusuri gundukan vagina wanita berjilbab
itu dengan lembut. Sony sang sutradarapun tidak ketinggalan beraksi.
Pakaian lengan panjang Gita yang telah terbuka kancingnya hingga
menyembulkan sepasang buah dada nan ranum itu sekarang menjadi
bulan-bulanan permainan tangan Sony. Dengan gemas diremas dan
dipilin-pilinnya buah dada dan putting artis muda berjilbab itu. Tubuh
Gita hanya menggeliat pelan dengan mata terpejam kala mendapat perlakuan
tersebut. Hanya isak tangis yang tertahan saja yang keluar dari
mulutnya yang tersumpal.

Untuk beberapa saat tubuh indah Gita menjadi hiburan yang mengasyikan
bagi kedua pria bejat itu. Buah dadanya diremas, dijilati dan dihisap
oleh mulut Sony. Begitu juga vaginanya, Herry dengan rakusnya menguak,
menjilati serta menghisap liang surgawi artis berjilbab tersebut. Tak
ada bagian tubuh Gita yang lolos dari jamahan tangan dan mulut jahil
kedua pria tersebut. Artis berjilbab itu hanya bisa mengutuk dalam hati
atas tindakan bejat kedua pria ….tersebut terhadap dirinya yang masih
suci ini. Namun sebagai seorang manusia biasa yang juga punya kelemahan
lama kelamaan perlakuan yang awalnya dianggap sebagai sebuah siksaan itu
perlahan berubah menjadi suatu sensasi yang tidak pernah ia alami
sebelumnya. Nafas si artis berjilbab itu perlahan mendengus naik turun
tidak beraturan. Kemaluannya juga semakin lama semakin basah
mengeluarkan cairan kewanitaannya. Secara naluri, tubuh Gita kini mulai
terangsang. Dalam hati, artis cantik berjilbab itu mengutuk tubuhnya
yang tidak dapat menahan rangsangan birahi kedua pria bejat itu.

Kini kedua lelaki bejat itu telah tahu kalau artis cantik berjilbab
korban kegiatan mereka mulai terangsang birahinya. Sejenak mereka
hentikan aksinya masing-masing. Sesaat Gita menarik nafas lega kala
pria-pria yang menjamahi tubuhnya itu berhenti beraksi. Namun mata artis
cantik berjilbab itu tiba-tiba terbelalak ngeri ketakutan kala kedua
lelaki itu membuka celana masing masing. Penis-penis yang nampak tegak
mengacung itu seketika membuatnya kembali meronta-ronta ketakutan, namun
sia sia.

“Hei Son, pegangin kaki Gita! Gua mo lepasin nih roknya!”, titah Herry pada Sony

Sony yang menuruti perintah bosnya itu segera memegangi kedua kaki Gita.
Setelah melepaskan kedua ikatan kaki si artis berjilbab itu, Herry
kemudian memelorotkan rok panjang satin yang tersingkap sepinggang tadi.
Gita si pedangdut berjilbab itu kini hanya mengenakan rok dalaman merah
muda serta blus satin lengan panjang yang terbuka kancingnya.

Kemudian sang produser yang telah telanjang bulat itu naik lagi keatas
ranjang dan duduk bersimpuh tepat didepan selangkangan Gita. Sambil
tertawa mengejek, Herry mulai mengosok gosokan penisnya tepat diujung
bibir vagina Gita seraya menikmati ekspresi ketakutan gadis berjilbab
itu. Gita yang seumur hidup belum pernah mengalami hal ini, menjerit
tertahan dibalik sumpalan mulutnya ketika akhirnya penis besar berurat
itu perlahan membelah bibir serta memasuki vaginanya.

“Ough Gita…pepekmu emang sempit sayangg…ugghh!”, racau Herry yang sedang
berjuang merobek keperawanan Gita. Wajah cantik Gita yang terbalut oleh
jilbab ketat merah satin itu nampak mengernyit seraya kepalanya
mendongak kebelakang menahan sakit. Dan beberapa saat kemudian penis
produser itupun akhirnya sukses membobol keperawanan artis cantik
berjilbab itu. Nampak darah keperawanan Gita mengalir dari pangkal
pahanya.

Sesaat kemudian Gita hanya bisa menggeleng- gelengkan kepalanya dengan
frustasi saat penis itu bergerak maju mundur di vaginanya. Rasa sakit,
malu, marah dan menyesal bercampur aduk di dadanya.

Sambil menyodok-nyodok kemaluan artis berjilbab itu, Herry membuka sumpalan mulutnya.

“Aakkhh!! Ssudahh…ssakkitt…ookkhh!”, pekik mohon Gita agar Herry berhenti memperkosanya.

Namun semua teriakan , tangisan dan rontaan Gita malah makin membuat
pria itu semakin brutal mendorong masuk penisnya, sehingga tubuh gadis
berjilbab merah satin itu terguncang guncang di ranjang.

Sony yang sedari tadi berdiri disamping ranjang sambil mengocok-ngocok
penisnya sendiri tanpa basa-basi memaksa masuk penisnya yang besar ke
mulut si artis berjilbab merah satin yang sedang kepayahan disodok-sodok
oleh penis Herry.

“Isap!! Kulum…awas berani gigit!!!”, ancam Sony seraya menjambak jilbab pendek merah satin Gita.

Penis yang besar, panas, serta asin itu memenuhi rongga mulut dan bibir
Gita, membuat gadis berjilbab itu tersedak-sedak kal penis itu mencapai
tenggorokannya. Menghalangi jalan masuknya udara. Sambil memaju
mundurkan penisnya di mulut si artis cantik berjilbab itu, dengan kasar
Sony mencengkeram jilbab dan kepalanya. “Ookkhh…emmphh…”, hanya bunyi
itu yang keluar dari mulut Gita kala penis Sony maju mundur didalam
mulutnya

Artis dan pedangdut berjilbab itu hampir saja kehabisan nafas, beruntung
sekali penis dimulutnya itu tidak terlalu lama berada dalam mulutnya.
Tak lama kemudian, “Akkhh….Gittahh…nniihhh…!!”, seru Sony yang telah
mencapai klimaksnya seraya menyemburkan sperma dari ujung penisnya.
Cairan putih dan hangat mengisi langsung mulut dan tenggorokannya.
Membuat Gita tersedak-sedak serta merasa jijik. Namun akhirnya artis
berjilbab itu bisa bernafas lega saat penis Sony ditarik dari dalam
mulutnya.

Kini hanya tinggal Herry yang masih bertahan menyetubuhinya. Dengan
penuh semangat genjotan pria pemerkosa itu semakin lama semakin cepat
sehingga mulut gadis berjilbab ini hanya mampu mengeluarkan
lenguhan-lenguhan menahan sakit serta birahi yang entah darimana
datangnya.

“Oohh…iihh..oohh..iihh..”, begitulah lenguhan Gita kala menahan gempuran dan genjotan Herry terhadap vaginanya.

Hampir sepuluh menit lamanya Gita digenjot oleh Herry dengan posisi
terlentang. Tiba-tiba pria itu menghentikan genjotannya. Lalu dengan
tubuh Gita yang lunglai itupun dibaliknya hingga tengkurap. Diangkat
bokong bulat nan padat itu hingga menungging keatas. Dengan gemas
diusap-usap dan diremasnya bongkahan pantat bulat milik Gita. Lalu
seraya mencengkeram Herry mulai menyodok-nyodok liang surgawinya dari
belakang.

“Oouhh…aaakkhh…!”, teriak artis berjilbab itu tatkala hentakan keras
penis pria pemerkosanya menghujam keras dari belakang. Wajahnya yang
manis terbalut jilbab merah satin itu nampak mendongak dan merintih
kesakitan sekaligus nikmat. Lalu disela-sela genjotannya, Herry
meremas-remas buah dadanya seraya melepaskan baju satin merah lengan
panjang Gita. Sony yang telah kembali tegang segera ikut beraksi kali
ini dia duduk mengangkang didepan wajah cantik Gita seraya kembali
memaksanya untuk mengoral penisnya lagi. Dan dengan memegangi kepala
Gita yang terbalut jilbab merah satin didorongnya penis itu maju mundur.

“SShhh..oooohhhhh…ooohhhhh enak bangetttt kammuu Gittaaaa…”, racau kedua
pria yang sedang asyik memperkosa mulut dan vagina artis berjilbab itu
dari depan belakang.

Gita yang tak berdaya lagi hanya bisa melenguh,
……“Emmhhh…uummhhhh…”, suara yang tertutup oleh derasnya hujaman
penis Sony dimulutnya. Matanya terpejam seraya kedua tangannya
mencengkeram pangkal paha Sony erat.

Betapa pemandangan yang menggairahkan! Bagaimana tidak? Artis cantik
berjilbab pendek itu sudah telanjang hanya rok dalamannya yang berwarna
pink tersingkap sepinggang sedang menungging. Dua orang pria sedang
sibuk menyetubuhinya dari depan dan belakang.

Tubuh Gita yang sudah amat kepayahan menghadapi serangan penis
pemerkosanya mendadak bergetar hebat. Nampaknya Gita telah mencapai
puncak orgasmenya. Dan bersamaan dengan itu pula,
“Aaahh…Giittaahh…nniihhh!!”, teriak Herry kala mencapai puncak
orgasmenya sembari menyodok dalam-dalam penis ke dalam liang surga Gita.
”Crrooottt,,.crooot….crottt”, sperma sang produser itupun menyembur
kedalam rahim sang artis berjilbab. Dan tak lama kemudian Sony pun
menyusul dengan memuncratkan spermanya di wajah Gita. Sebagian muncratan
sperma Sony nampak membasahi jilbab pendek merah satin yang dikenakan
Gita.

Mereka bertiga pun tersungkur lemas diatas ranjang itu dengan Herry
menindih tubuh Gita yang sedang tengkurap sedangkan Sony nampak terduduk
lemas mengangkang didepan kepala artis berjilbab itu.

Satu setengah jam kemudian kedua pria itu kembali melampiaskan hasrat
birahinya yang terpendam selama ini terhadap Gita sang artis berjilbab.
Nampak Sony sedang duduk dibangku yang ada samping ranjang sedang
memangku Gita yang diposisikan duduk membelakanginya. Sedangkan Herry
sang produser sinetron itu nampak berdiri diatas ranjang asyik memaju
mundurkan penisnya kedalam mulut Gita seraya memegangi kepala yang
terbalut jilbab merah satin itu.

Hampir seharian mereka memperkosa tubuh sintal milik Gita si artis
dangdut berjilbab itu sepuas-puasnya tanpa memberi kesempatan pada anak
buah mereka untuk ikut mencicipi juga. Yah maklumlah, namanya juga bos.
Masa yang enak mau dibagi-bagi?

Gita yang telah dinodai seharian oleh si produser dan sutradara sinetron
bejat itu, tidak dapat berbuat banyak setelah menerima ancaman mereka.
Apabila ia buka mulut, rekaman perkosaan itu akan mereka sebarluaskan.
Klise, namun ampuh.

Gita, artis berjilbab itu akhirnya pulang dengan membawa kisah kelam
yang tak akan dapat diceritakannya. Bukannya job sinetron yang ia dapat
melainkan sex job!

Proudly powered by WordPress