Petualangan Egi – Mbak Merry Kantin

Cara kerjaku di pabrik memang terkenal tegas, akan tetapi aku terkenal
dengan kebaikan ku terhadap karyawan lain terlebih dengan karyawan
bawahan ku. Memang posisiku sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai manager pusat aku memegang peranan penting dalam perusahaan.
Akan tetapi godaan yang datang jauh lebih besar. Semasa aku memegang
peranan sebagai bagian produksi rekan-rekan kerjaku sebagian besar
laki-laki dan hanya beberapa wanita yang ada di departemen ku. Itu pun
semuanya tidak ada menarik hatiku. Akan tetapi setelah petualangan ku
bersama tante Sri, Yuni dan Tante A Yung istri dari boss ku sekarang aku
sedang mengincar “mangsa baru. Yaitu Mbak Merry, penjaga Kantin pabrik.
Mbak Merry asli berasal dari Solo. Ak tetapi sejak umur 13 tahun dia
sudah tinggal di kota ku ini. Sekarang dia bersuamikan salah satu
karyawan bawahan ku. Yang selalu membuat ku menarik diluar bodinya yang
yahud adalah bau keringat nya yang khas. Entah kenapa aku selalu saja
terangsang apabila mencium bau keringat mbak Merry.

Memang mbak Merry terkenal dengan kegenitannya di pabrik. Bahkan
terkadang akibat kegenitannya itu dia sering terlihat bertengkar dengan
suaminya. Wajar saja kalau suaminya cemburu. Dan aku pun tak akan
menyalahkan laki-laki yang menggoda mbak Merry. Karena terkadang entah
sengaja atau tidak dia selalu memperlihatkan belahan payudaranya ketika
menyajikan makanan. Terkadang pula aku sering melihat mbak Merry
dicolek-colek oleh karyawan tanpa menepis colekan itu ataupun memarahi
kenakalan tangan karyawan pabrik. Semenjak aku dijadikan Manager Pusat
oleh boss ku ,aku menjadi jarang makan di kantin. Karena staff Direksi
hampir semuanya selalu makan di luar. Apalagi kalau bersama boss ku.
Pasti kami selalu makan siang di restoran berbintang.

Tapi siang itu entah kenapa aku malas sekali makan bersama boss ku. Aku
memutuskan untuk tidak makan siang. Pada saat jam makan siang aku
memilih minum kopi di ruangan ku dan bermain game di laptop ku. Ruangan
ku sekarang sangatlah besar dibandingkan pada saat menjabat Manager
Area. Dan aku pun sekarang memiliki sekertaris pribadi. Namanya Vicky.
Umurnya tidak berbeda jauh dengan ku. Hanya terpaut tiga atau empat
bulan saja. Orang nya cantik, tubuh ideal, hanya saja cerewet nya minta
ampun. Terkadang aku sering berdebat dengannya hanya karena hal sepele.
Vicky masih mempunyai hubungan kerabat dengan boss ku. Selepas kuliah
sekertaris dia ditarik oleh boss ku dan ditempatkan menjadi
sekertarisku. Tapi sudahlah tak usah bercerita panjang lebar mengenai
Vicky. Hari itu memang Vicky tidak masuk kerja. Kadang aku suka meminta
untuk di pesan kan makanan olehnya.

Tepat pada saat jam menunjukan pukul 3 sore, perutku mulai minta di isi.
Aku pun kemudian mengangkat telpon dan menelpon bagian OB. Tak lama
kemudian datang lah Darsiman salah seorang OB kami. “Ya Pak? Bapak
manggil tadi?”.tanya Darsiman padaku. Tanpa menoleh ke arah nya aku pun
menjawab ,”Man, tolong kamu ke kantin dan bilang mbak Merry untuk buatin
saya mir rebus ya. Jangan pake sayur….dan jangan pake lama …”.
Darsiman pun berkata ,”Siap boss….siap laksanakan…hehehe…”. aku
pun bangkit dari kursiku dan merogoh saku celanaku untuk mengambil
dompet. Aku mengeluarkan lembaran seratus ribuan dan menyerahkan nya
pada Darsiman. “Nih…ntar bayar ke mbak Merry, kembaliannya buat kamu
aja…”. kataku sambil kembali duduk di kursiku. “Waaahhh…buanyak
bener boss…bener nih kembaliannya buat saya?”. Tanya Darsiman ragu.
Aku pun tersenyum dan berkata ,”Yah…kembaliannya buat kamu aja…ga
papa..bagi-bagi rejeki..sudah cepet sana dah laper saya”. Dengan sigap
Darsiman langsung bergegas meninggalkan ku. Aku pun kembali sibuk
bermain game.

Bosan dengan bermain game aku pun membuka sebuah situs porno , kemudian
aku pun sibuk melihat –lihat film yang akan aku unduh. Dan akhirnya aku
pun menemukan film yang aku inginkan. Sebuah film klasik yang diperankan
oleh Asia Carera. Memang artis porno yang satu itu merupakan favoritku.
Sambil menunggu file nya terunduh, aku pun kembali mencari-cari file
yang lain. Cukup lama aku berkutat di depan laptopku hingga tanpa sadar
mbak Merry sudah ada di dalam ruangan ku,dan sambil memegang nampan
berisikan mie instan dia berdiri di belakang ku. Dan aku pun terkejut
ketika mbak Merry menepuk pundak ku. “hayyoooo…yang mau makan koq
malah nonton film blue sih Pak..?”. dengan sigap aku pun menutup laptop
ku. “Loh koq ga ketauan masuknya mbak?”. Mbak Merry menggelengkan
kepalanya sambil berkata ,”Lah…tadi saya ketok pintu berapa kali,
Bapak ndak menjawab, saya masuk saya tanya mau disimpan di mana mie nya
,ndak jawab juga….eh lagi asik rupanya nonton….hehehe…”. Aku pun
menjawab ,”Masa sih mbak? Beneran loh ga kedengeran….ngomong-ngomong
uang nya dah dikasihkan sama Darsiman ,blom?”. Sambil meletakan mie di
atas mejaku mbak Merry menjawab ,”sudah Pak, tadi sudah di kasih
uangnya…. memang lagi ga ada kerjaan ya Pak, nonton film Blue?”. “Ya
nih, Vicky kan ga masuk…jadi ga ada yang bantuin, ntar aja di lanjut”.

Tiba-tiba terbersit pikiran kotorku untuk mengerjai mbak Merry, mumpung
ga ada orang nih, kataku dalam hati. Aku pun menyusun strategi dan mulai
mempersilahkan Mbak Merry duduk. “Mbak, duduk dulu deh di sini, temenin
saya ngobrol….ga ada temen ngobrol nih…lagian dah lama kita ga
ngobrol ya?”. Mbak Merry pun duduk dan meletakan nampannya di dadanya.
“Ya Pak, sejak Bapak jadi manager ,bapak ga pernah ke kantin lagi….”.
Aku pun tersenyum dan berkata ,”Sorry mbak, bukan ga mau ke kantin lagi,
Cuma si boss selalu ngajak makan di luar terus.” Mbak Merry pun berkata
sambil tersenyum ,”Tapi kayaknya bapak aja yang udah bosen sama saya
ya, jd ga mau ke kantin….”. Aku menggelengkan kepala sambil menjawab
,”Ga lah, siapa yang bosen sama kamu? Kamu cantik, seksi, laki-laki
bodoh aja yang bosen sama kamu….”. Kulihat wajah mbak Merry memerah
dan tertunduk malu ,”Ah….bapak gombal…sama kayak yang lain, gombal
semua”. Aku pun bangkit dari duduk ku dan mengitari meja mendekati mbak
Merry, kemudian berdiri di sampingnya. Dari tempatku berdiri ini tampak
lebih jelasa belahan dada mbak Merry, yang memang hari itu mengenakan
kaus berleher pendek, sehingga kedua payudaranya agak menyembul keluar.
Aku pun mulai beraksi, tanganku kuletakan di bahunya sambil berkata
,”Saya ga mungkin gombal mbak, mana mungkin saya gombalin cewek cantik
dan seksi kayak mbak….Sayang aja mbak dah punya suami, kalo ga…..”.
Aku tak meneruskan kata-kata ku, dan memang benar, mbak Merry tampak
merespon perkataanku. “Emang kalau saya ga punya laki ,bapak mau sama
saya?” Tanya Mbak Merry. Aku pun tersenyum dan tanganku tak kubiarkan
diam di bahunya. Aku elus-elus bahunya sambil berkata ,”Mau lah, kalau
sekarang mbak Merry mau saya juga mau sama mbak Merry…”.

Suasana menjadi hening seketika. Mbak Merry tak menjawab hanya diam
tertunduk. Aku pun bertanya ,”Loh koq diam mbak? Kenapa? Saya
menyinggung mbak ya?”. Mbak Merry menjawab sambil menundukan kepalanya
,”Ga Pak. Bapak ga menyinggung saya. Cuma saya tau bapak sudah beristri.
Dan saya juga bersuami…..kan ga mungkin Pak”. Aku pun tertawa dan
kembali merayu mbak Merry ,”Hahahahaha….tapi kan kalau ga ada yang
tau, ga bakalan apa-apa kan Mbak?”. Mbak Merry kembali berkata ,”Saya
malu Pak, saya kan Cuma penjaga kantin, trus disamping itu saya takut
keterusan….”. Aku pun memutar kursi yang di duduki mbak Merry sehingga
posisi kami berhadapan, kemudian aku pun berjongkok di depan nya.
“Mbak, penjaga kantin kan Cuma profesi, yang saya suka kan
orangnya….trus maksud mbak takut keterusan apa sih mbak?” Mbak Merry
meletakan nampan yang dipegangnya ke atas meja, kemudian menjawab ,”Saya
takut kebablasan pak….Saya nikah sama suami saya awalnya ya seperti
ini….saya di rayu, trus kebablasan, untung dia mau nikahin
saya….”.Aku terdiam sejenak, kemudian sambil mulai mengelus-elus bahu
hingga lengannya aku pun kembali berkata ,”Saya mau jujur sama mbak,
dari awal saya liat mbak di kantin, saya udah tertarik sama mbak, memang
bukan tertarik jatuh cinta…..saya tertarik dengan tubuh mbak dan
kecantikan mbak, terkadang saya suka membayangkan tubuh mbak kalau
sedang melakukan hubungan intim dengan istri saya….sorry ya
mbak..bukan maksud saya mau merendahkan mbak. Tapi sebagai lelaki normal
saya benar-benar terangsang sama mbak…..”. Belum sempat mbak Merry
menjawab, aku langsung menciumi bibirnya. Aku hanya berpikir ,gimana
nanti aja.”Paakk…hhmmmppphh….” hanya itu yang keluar dari mulut mbak
Merry. Dan ternyata mbak Merry membalas ciuman ku. Dia mulai memainkan
lidahnya di lidahku. Kami pun terus berkutat saling bertukar ludah dan
saling berpagutan dengan panas.

Aku pun tak menyia-nyiakan hal ini, tanganku pun kuselipkan ke kaus
leher pendek nya, dan mulai meremas payudaranya. kemudian mulai
mengusap-usap puting nya. Tampak mbak Merry menggeliat-geliat kegelian.
Tangan Mbak Merry mulai mengelus rambutku. Aku pun membimbing tangan
mbak Merry yang satunya lagi ke arah selangkanganku. Dan tanpa disuruh
mbak Merry, mulai melepaskan celana ku. Mulai dari ikat pinggang,
kancing celana hingga resleting celanaku. Hingga celanaku pun terjatuh
ke bawah, dan hanya menyisakan celana dalamku. Kemudian tangan mbak
Merry mengusap-usap kontolku dari luar CD ku. Kontan saja kontolku pun
langsung berdiri perlahan hingga benar-benar berdiri tegak dan keluar
dari dalam CD ku. Mbak Merry menghentikan ciumannya dan menarik
kepalanya kebelakang. “Pak….saya takuuttt…”. Aku tersenyum sambil
memelai rambutnya. “Jangan takut mbak, kan ga ada orang, yang penting
kita nikmati aja yang ada sekarang, dan satu lagi jangan panggil saya
Pak, panggil saya mas saja…”. Setelah berkata demikian aku pun melumat
bibirnya kembali. “Hhmmmmppphhh….mmmaaaassss……”. Mba Merry
kembali membalas ciumanku. Dan tangannya kemudian membuka CD ku, dan
mulai mengelus dan mengocok kontolku. Aku pun tak tinggal diam. Tangan
ku pun kemudian turun ke arah rok panjangnya. Ku elus-elus betis nya,
kemudian naik ke pahanya, hingga akhirnya kutemukan gundukan indah di
balik CD nya. Aku pun mulai mngelus-elus gundukan tersebut.

Ketika aku sedang menikmati aksi kami itu, tiba-tiba mbak Merry
menghentikan aksinya dan mencoba bangkit dari duduknya. Aku pun sempat
berpikir kalau mbak Merry mulai tersadar akan hal ini dan ingin
menghentikan nya. Akan tetapi dugaanku salah besar, mbak Merry malah
meminta ku untuk mengunci pintu, sambil mulai menurunkan CD nya tanpa
membuka rok panjangnya. Aku pun bergegas mengunci pintu ruanganku. Dan
kembali ke arah mbak Merry, dan ternyata mbak Merry sudah duduk dengan
posisi mengangkang dan kedua kaki nya di letakan di atas pegangan kursi.
Hingga tampaklah memeknya yang indah terpampang di depanku. Tanpa
basa-basi lagi aku pun membasahi kepala kontolku dengan liurku. Kemudian
mengarahkan kontolku ke arah memeknya yang kulihat memang sudah siap
untuk dimasuki kontolku. Aku pun menggesek-gesekan kepala kontolku
perlahan, dan kemudian menekan perlahan pantatku sehingga kontolku masuk
perlahan. Kurasakan memek mbak Merry masih agak sempit, entah mungkin
kontolku memang besar dan memeknya tak sebesar dan selebar Tante A Yung.
Kulihat Mbak Merry memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya. Aku
pun menekan pantatku terus sehingga kontolku masuk seluruhnya. Kulihat
mbak Merry membelalakan matanya dan berteriak kecil ,”Aaaaahhhhh…
mmaaassss…. ssaakkkiitttt…….Ooooouuhhhhh…….
sssssstttttt…..!!”. Ketika kontolku sudah masuk seluruhnya, kudiamkan
sejenak kontolku di dalam memeknya. Aku pun menyingkapkan kausnya ke
atas ,lalu ku angkat pula bra nya sehingga payudara mbak Merry tampak
indah menyembul dihadapanku. Dan aku pun mulai menjilati dan mengemut
putingnya sedangkan tanganku aku arahkan ke arah clitoris mbak Merry dan
mulai mengusapnya pelan-pelan. “Maaassss…aayyoooo..ddooonnggg……
aaaaaooohh…. hhhmmmppphhh…..!!”.Desah Mbak Merry. Akan tetapi aku
sengaja tidak menggenjotnya dulu karena masih ingin menikmati hangatnya
memek mbak Merry. Mungkin karena aku yang mendiamkan kontolku di dalam
tanpa menggerakannya, maka tanpa disuruh mbak Merry menggoyangkan
pantatnya sendiri, maju mundur, memutar dan sesekali menekan pantatnya
keras-keras ke atas. “Aaahhhhh…. aaaaauuuuhhh….oooouuhhh….
mmmaaasss…. eennnnaaakkkk… ayyyoo…. doonnkkk… maasss
……jjuuggaaaahhh…….. sssstttt…!!!”. Mbak Merry tampak mendesah
sambil meremas payudaranya sendiri yang sedang aku jilati itu.

Kemudian aku pun mulai menggenjot dengan perlan-pelan. Dan sensasi yang
aku dapatkan dari memek mbak Merry memang hebat. Denyutan di dalam
memeknya jauh lebih terasa di batang kontolku. Seakan –akan kontolku
sedang di urut. “Mbaaakkkk…. oooouuhhh….mmmeeemmeekk….
mmmbbaakkkk….. mmmeemmaaanngg….. eeennaaakkk…..
ssssttttt……aaaahhhhh…!!” Genjotanku perlahan –lahan mulai
meningkat temponya. Dan mbak Merry pun tak tinggal diam, pinggulnya ikut
bergoyang seiring dengan goyangan ku. “Mmmaaasss….. hhhmmmpppphhh….
kkkoonnnttooolll…. mmmaassss….. jjjuuggaaaaa…. eeennnnaaakkk….
aaaahhhh…aaaauuuhhh….!!”. tak lama kemudian akupun mengganti posisi
ku, tanpa mencabut kontolku dari memek mbak Merry. Aku mengangkat tubuh
mbak Merry kemudian membaringkannya di atas sofa ruanganku. Dengan
posisi ini aku lebih bebas mengeksplorasi tubuh mbak Merry. Kemudian aku
angkat kaki kirinya dan aku letakan diatas bahuku. Dan aku pun mulai
menggenjot memek mbak Merry kembali. Dan memang posisi ini jauh lebih
enak dibandingkan pada saat kami melakukannya di atas kursi. Tak
beberapa lama kami pun berganti posisi kembali. Kali ini mbak Merry
menaiki tubuhku. Aku pun mengambil posisi duduk di sofa. Mbak Merry
kemudian mengangkangiku dan memegang kontolku, kemudian membimbingnya
dan memasukan kontolku perlahan ke dalam memeknya. Bllessss!!
“Aaaahhh…. eeennnaaakkk… mmmaassss…..!!” desah mbak Merry ketika
kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Dan mbak Merry pun sedikit
membusungkan dadanya sehingga payudaranya tepat di depan wajahku. Tanpa
menunggu lama aku pun melumat kedua payudaranya yang indah itu.

Mbak Merry mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur, kemudian naik
turun dengan irama yang teratur. Tak lama setelah itu tampak mbak Merry
mulai mempercepat goyangannya. “Maaasss…. mmmaaauuuu….
kkkeellluuaaarrr….. uuuddaaaahhh… mmmaaauuu…
saaammmpppee…aaahhhh… aaaooohhhh…. ssstttthhhh…. !!” Aku pun
membantu mbak Merry dengan memegang pinggangnya dan menggerakannya
seiring dengan gerakan mbak Merry. Dan memang tak lama kemudian tubuh
mbak Merry menegang, dan dia memeluk ku dengan erat. “Aaaaahhhhhh…..
hhhhmmmpppphhhh……. !!!!”. Ditekannya kuat- kuat pantatnya sehingga
kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Kemudian tubuhnya mulai
melemas dan aku pun mengangkat tubuhnya dan ku baringkan lagi di atas
sofa. Kuangkat kedua kakinya dan kuletakan di atas bahuku. Ku
gesek-gesekan kontolku di bibir memeknya. Dan belum sempat aku memasukan
kontolku mbak Merry menahan perutku dan berkata ,”Maaassss….
ssebbbeennntttaarrr… cccapppeee… hhhmmmpppp…!!!”. Ku pegang tangan
mbak Merry dan tanpa mempedulikan perkataannya aku menekan pantatku dan
tanpa sadar aku pun mengerang karena posisi ini lebih nikmat dari
sebelumnya. “Aaahhhh….. mmbbaaakkkk….!!”.

Aku mulai menggenjot dengan irama cepat dan memang aku sudah mulai
merasakan desakan air maniku akan keluar. Dengan cepat dan kuat aku
terus menekan memek mbak Merry. Pllookk..!! Pllokk!! Pllookkk!! Mbak
Merry pun kembali mendesah dan berterik kecil. “Maaasss….
ggaaa…tttaahhhaannn…. mmmaaauuu… kkkeellluuaarr…
lllaagggiiii….. Aaaahhhh… aaaahhhhhhh….!!!” dan tubuh mbak Merry
kembali menegang. Kedua tangannya meremas sofa dengan kuat. Kurasakan
denyutan memek mbak Merry bertambah kuat. Dan memang akibat denyutan itu
kurasakan kontolku pun sudah ingin mengeluarkan isi nya. “Mbaakkk…
ssaaayyyaaa… jjuuggaaa… mmmaaauuu…. kkkeellluuuaaarrr…..
hhhhmmmppphhh….!!!”. Mbak Merry menjawab dengan perlahan. “Maaasss….
hhmmppphh… ddiiillluuaaarrr… yyaaa….!!’. Kemudian aku pun
mencabut kontolku dan beranjak dari tempatku. Kuarahkan kontolku ke
depan mulutnya. Tanpa disuruh mbak Merry pun menggenggam kontolku dan
mengocokya sambil sesekali menghisapnya. Tak lama kemudian aku pun
menjerit pelan ,”Mmbbaaakkk…. aaaaahhhhhh….hhhhhmmmppphhh…!!”.
Mbak Merry segera mengulum kontolku dan menghisapnya kuat-kuat.
Crrooott…cccrrroooott..crrooott..!!! air maniku menyembur dengan kuat
dan memenuhi rongga mulut mbak Merry. Kulihat mbak Merry terus menghisap
kontolku dan menelan air maniku tanpa menyisakan setetes pun. Kurasakan
tubuhku melemas dan seluruhn titik syarafku merasakan sensasi nikmat
yang tiada tara. Dan setelah habis semua maniku di telan, mbak Merry
masih menjilati kepala kontolku ,bahkan sesekali menggigitnya dengan
pelan. Dan dia pun tersenyum kepadaku. “Mas, saya bener-bener dibikin
lemes sama mas….”. Aku pun bangkit dan mencium bibirnya. Kami pun
kembali berpagutan. Setelah itu kami pun kembali berpakaian.

“Mbak, tolong jangan sampe ada yang tau ya…”. Aku sedikit memohon
kepada mbak Merry. Dia pun tersenyum lalu menjawab ,”Tenang aja mas,
saya juga ga mau kalau suami saya sampai tau..”. Aku pun kembali
bertanya ,”Terus ,koq mau sih saya ajak begituan?”. Mbak Merry menjawab
,”Sebenernya saya suka banget mas begituan, Cuma suami saya ga bisa
muasin saya seperti mas tadi…”. Mbak Merry tertunduk malu. Lalu
kembali berkata ,”Tapi nanti kalau mas mau lagi, tinggal ngomong sama
saya, kapan dimana saya siap koq mas…”. Aku pun tersenyum dan memang
jawaban seperti itu yang ingin ku dengar. “Ya sudah mbak, nanti kalau
saya pengen lagi kita janjian, tapi jangn di kantor, mending diluar biar
lebih aman dan nyaman…”. Mbak Merry pun bangkit dan mengambil nampan
yang tadi disimpannya di meja. “Kalau gitu saya permisi ya Pak, kalau
ada apa-apa kasih tau aja ya..”. Aku pun bertanya kembali padanya,”Loh
kpq manggil “Pak” lagi?”. Mbak Merry menjawab sambil tersenyum ,”Kalau
manggil “Mas” ntar aja kalau kita lagi begituan, kalau di kerjaan saya
tetep harus panggil “Pak”, tar orang curiga….Mari Pak, saya tinggal
dulu..”. Mbak Merry pun segera beranjak meninggalkan ruangan kantorku.
Dan memang sejak saat itu kami pun sering bertemu diluar, aku selalu
mengajaknya bertemu di hotel sehingga tak ada seorang pun yang tahu
tentang hubungan kami. Aku pun mengatur jadwal ku sehingga tidak bentrok
dengan jadwal syahwat ku dengan Tante A Yung, Tante Sri, dan Yuni.

Proudly powered by WordPress