Perkenalkan namaku adalah Ani Wulandari, panggil saja Ani, umurku
sekarang 38 tahun dengan tinggi badan 160cm, berat 55kg, bra ukuran 36B.
Aku sudah bersuami dengan seorang pengusaha terkenal di Indonesia dan
mempunyai 1 orang anak. Saat ini aku bekerja di Production House di
daerah Ciganjur sebagai seorang sekretaris. Aku paling menyukai warna
merah dari sejak kecil, dan menurut teman-temanku kalau aku memakai
warna merah, baik baju, rok mini atau celana merah sangat cantik sekali
karena tubuhku putih mulus. Hal tersebut karena aku selalu menjaga
perawatan tubuh setiap 1 minggu sekali baik ke SPA atau Salon
langgananku. Jangan lupa kalau aku pakai baju merah, rok merah pasti BH
ku berwarna merah juga celana dalamku pasti merah. Aku paling suka
mencukur bulu rambut vaginaku sampai bersih alias gundul licin, karena
aku sangat menyukai kebersihan dan dengan tanpa bulu rambut dikemaluanku
rasanya seperti bayi yang baru lahir sehingga kelihatan sexy menurutku,
ditambah aku paling suka mengoleskan ramuan pembersih yang harum
disekitar vaginaku.
Kerjaanku lebih banyak membuat laporan dan jadual bos karena aku memang
seorang sekretaris. Namun pada saat-saat tertentu aku banyak menganggur.
Disaat menganggur seperti itu biasanya aku gunakan untuk main poker
ONLINE, mainan kesukaanku. Salah satu poker ONLINE yang saya sukai
adalah Zynga – Texas Holdem Poker.
Banyak juga teman mainku baik laki-laki atau perempuan, dan salah satu
nama pemain yang cukup akrab dan sering menemani aku ada Cecep.
Menurutnya, Dia saat ini tinggal di Bandung berusia 40 tahunan dan
berprofesi sebagai fotografer dan masih lajang. Semakin lama semakin
akrab, baik dalam permainan poker atau chatting dan semakin jauh saling
bertelepon mesra saling mengungkapkan kehidupan pribadi masing-masing.
Cecep atau biasa aku panggil Mang Cecep adalah pendengar yang baik, dia
mau dengan setia mendengarkan curhatku berlama-lama ditelepon.
“Saya sudah lama menikah dengan pengusaha terkenal di Indonesia itu
Mang Cecep, tapi kehidupan kami HAMBAR walaupun kami sudah dikaruniai
dua anak laki-laki yang sehat”, begitulah awal curhat teleponku dengan
Mang Cecep. Loh kok kenapa bisa hambar begitu, ” kata Cecep berusaha
mencari akar masalahnya dari suaranya melalui telepon. Kemudian serta
merta aku ceritakan dengan jujur bahwa saya jauh dari kebutuhan biologis
yang banyak diidamkan oleh seorang wanita atau istri kebanyakan
walaupun secara materi sangat cukup. Bayangkan saja Mang Cecep, saya
hanya dikunjungi 1 atau 2 kali dalam sebulan dimana itupun dilakukan
dengan sangat terpaksa dan tiada mengenal waktu karena biasanya dia
minta pas kebetulan saya lagi capek dan tetap dipaksa melayani. Sering
kondisi begini terjadi. Pada saat liburan santai dan badan saya rasanya
menginginkan kebutuhan logis, dia bilang mau santai dengan anak-anak.
Berbagai alasan itulah yang membuatku memilih bekerja daripada dirumah
makin terasa suntuk. Rupanya secara naluri Mang Cecep menangkap
maksudku, karena aku cerita jujur apa adanya. Diakhir telepon, selalu
saja Mang Cecep mengatakan, jangan lupa kalau ke Bandung telepon saya
ya. Diam-diam aku menyukai pribadi Mang Cecep karena kesabaran dan
kebaikannya padaku walaupun aku sadar bahwa aku sudah bersuami. Paling
tidak Dia adalah tempat curhatku dan tempat aku menumpahkan masalahku
walaupun ada yang dapat solusi ataupun hanya sekedar berbagi cerita. Aku
semakin penasaran untuk bisa tatap mata langsung karena selama ini
hanya lewat permainan Poker atau teleponan saja. Tapi mendengar
suaranya, kelihatannya sangat baik, penyayang dan gagah.
Waktu yang dinantikanpun tiba, kebetulan Bos ada proyek di Bandung dan
memintaku untuk menemaninya selama 5 hari karena ada Sinetron yang harus
digarap dan berlokasi di Bandung. Pucuk dicinta ulam tiba, begitulah
kata batinku. Setelah menjelaskan kepada suamiku, dia cukup memahami
tugasku dan mengijinkan aku ikut pergi ke Bandung.
Sebelum perjalanan menuju Bandung, aku sempat SMS ke Mang Cecep bahwa
saya ada waktu 5 hari disana untuk mendampingi Bos. Kebetulan saya dan
bos berangkat pagi sekali dan waktu acara dimulai besoknya sehingga
siang-sore bisa bertemu dengan Mang Cecep karena malamnya aku harus
mendampingi makan malam bos dan partnernya nanti selama bekerja di
Bandung. Jam 7 pagi kami sudah meluncur dari Jakarta ke Bandung. Tepat
jam 10an kami sudah memasuki wilayah Bandung dan segera mobil kami
meluncur ke arah Hotel dimana aku dan bos akan menginap. Hotel yang kami
sewa adalah Hotel Aston di jalan Braga. Setelah kami tiba disana, lalu
kami masing-masing check in, bos mendapatkan kamar VIP dilantai 5,
sedangkan aku mendapatkan kamar Deluxe dilantai 4.
Bos memanggilku dan mengatakan kalau Dia tidak bisa menemaniku makan
siang karena Dia ada janji dengan temannya. Setelah masuk kamar, aku
berpikir untuk segera SMS ke Mang Cecep sekedar untuk memberitahukan
bahwa aku sudah sampai di Bandung dan tinggal di Hotel Aston kamar 469.
Setelah SMS terkirim, aku mulai membenahi pakaian. Sambil santai aku
buka kaos dan celana panjangku yang menemaniku selama perjalanan tadi,
sehingga aku hanya memakai BH dan CD yang keduanya berwarna hitam. Aku
nyalakan AC dan TV sambil aku rebahkan badanku ditempat tidur sejenak,
sebelum akhirnya aku bergerak ke kamar mandi. Aku buka BH ku perlahan,
nampaklah ke dua buah dadaku yang montok dengan kedua putingku yang
masih agak merah dan berputing kecil. Kuperhatikan melalui cermin,
bukankah aku ini putih, montok dan sexy, ” gumamku dalam hati. Kemudian
aku lanjutkan dengan membuka CD ku, nampaklah vaginaku yang polos tanpa
bulu rambut terlihat agak menonjol dan licin karena kulitku yang putih
bersih.
Nampak didalam belahan vaginaku terlihat daging labia yang berwarna
kecoklatan, dengan sedikit cairan berwarna bening diatasnya. Aku
remas-remas puting payudaraku, sambil aku sentuh pelan-pelan bibir
vaginaku, terasa seperti ada aliran aneh yang terasa nikmat ditubuhku.
Terus aku gosok-gosok vaginaku dengan sekali-kali aku masukkan sedikit
ujung jari tengahku ke lubangnya, aliran seperti sengatan listrik terus
menjalari seluruh tubuhku, tubuhku terasa bergetar beberapa kali setiap
ujung jari tengahku bermain-main dilubang vaginaku. Aku setel airnya
agar sedikit lebih hangat sambil tanganku bermain di payudara dan
vaginaku. Ohhh…sangat nikmat sekali rasanya, vaginaku semakin terasa
lebih lembab dan gatal karena ulah jari-jariku sendiri. Setelah 15 menit
jari-jariku bermain didalam vaginaku, terasa ada cairan yang meleleh
hangat dan membuat sedikit lemas tubuhku tapi rasanya luar biasa
nikmatnya, sampai aku tidak bisa menggambarkan perasaanku sendiri. Masih
menikmati permainanku dalam kamar mandi, sayup-sayup aku mendengar
suara ketukan dipintu kamarku. Cepat-cepat aku selesaikan mandiku dan
bergegas menuju kamar, memakai kaos merah, cd merah dan celana pendek
diatas dengkul warna merah. Setelah menyisir sebentar dan memakai minyak
wangi, lalu kubuka pintu kamarku dan….
Maaf, Apakah ini kamar Ani? Suara pria yang tampan, gagah dan sopan
terdengar dari balik pintu tersebut sambil menjulurkan tangannya,
spontan saya jawab; “Ya benar”, yang saya balas jabatan tangan tersebut
dengan lembut. Diluar dugaan jabatan tangannya yang terasa hangat dan
gagah tersebut membuat aku sedikit gugup karena ada rasa nyaman
tersendiri. Saya, Cecep, pemuda yang biasa menemani Anda bermain Poker
dan tempat Anda berkeluh kesah, begitu ucapnya sambil tersenyum.
Silahkan masuk jawabku spontan tanpa ada risih sekalipun padahal aku
baru saja bertemu langsung. Aku persilahkan dia duduk, sedangkan aku
berusaha mengambilkan minuman yang ada dalam kulkas kecil dipojok kamar
tepat dihadapan kursi tempat dia duduk. Aku mengambil minuman sambil
badanku sedikit membungkuk sehingga terlihat jelas buah dadaku yang aku
lupa karena terburu-buru tidak sempat memakai BH. Aku tidak menyadari
kalau Mang Cecep melihat kedua buah dadaku yang montok tersebut dengan
jelas dari kursinya.
Coke yang dingin aku dapatkan dan tanpa sengaja aku berjalan tersandung
ujung kaki meja sehingga membuat tubuhku terjatuh ke depan, untungnya
Mang Cecep dengan sigap menangkap badanku dan tanpa sengaja kedua buah
tangannya menangkap kedua belah payudaraku yang aku baru menyadarinya
tanpa pembatas kain atau BH. Uhh aku kaget sekaligus melenguh halus saat
kedua tangan kekar menangkap kedua payudaraku, terasa aliran aneh
merasuki tubuhku dan aku seakan pasrah karena aliran enak yang aku
alami. Mang Cecep yang menolong tapi diluar dugaannya malah menyentuh
langsung kedua payudaraku yang tanpa BH tersebut merasa kaget dan segera
meminta maaf kepadaku. Maaf Ani, saya tidak sengaja. Aku jawab dengan
salah tingkah karena aku masih gugup, “ohh tidak apa-apa”, saya senang
Mang Cecep bisa menolong saya. Dan karena dalam kondisi masih limbung
aku malah memeluk pinggangnya, yang tentunya payudaraku bersentuhan
langsung dengan dadanya walaupun dibatasi dengan kain kaos kami
masing-masing. Dalam posisi itu, Mang Cecep malah mencium keningku, dan
aku membiarkannya. Beberapa detik kemudian aku menjadi kaget luar biasa
karena ada sebuah ciuman yang mengarah ke bibirku, semakin lama semakin
hangat yang membuat getaran ditubuhku semakin tidak dapat kucegah.
Ciuman Mang Cecep dibibirku membuatku lupa bahwa aku telah bersuami.
Ciuman itu terasa seperti aliran listrik yang mengurut-urut ujung
bibirku, terasa ringan dan enak sekali. Tidak butuh waktu terlalu lama
untuk aku membalas ciumannya dengan lembu. Sekali-sekali mang Cecep
menggigit bibirku, kemudian berusaha mengambil lidahku dengan kedua
bibirnya. Ohhh rasanya nyaman sekali. Mang Cecep terus mengulum bibirku,
sambil tangannya mulai menyentuh lembut payudaraku dari luar kaosku.
Ohhh…ohhh, mang ce….cep, oh…enak mang…., hanya kalimat itu yang
terucap dari mulutku. Sambil terus menciumi bibirku, kemudian turun ke
leherku dimana leherku adalah salah satu titik lemahku, kembali suaraku
yang parau berkicau. Perlahan Mang Cecep membuka kaosku dan mengangkat
kedua tanganku untuk meloloskannya. Mang Cecep benar-benar berlaku
lembut, sambil mengangkat tanganku, ketiakkupun tak luput dari ciuman
dan jilatan lidahnya, membuat aku sedikit menggelinjang kegelian. Kini
kedua bukit kembar payudaraku yang montok dan menggiurkan tersebut
terpampang tanpa sehelai benangpun. Sambil membuka kaosnya sendiri, Mang
Cecep segera mengulum-ngulum putingku dengan lembut. Kini kami berdua
dalam keadaan bertelanjang dada. Bulu-bulu halus didada mang Cecep
membuat gairahku meninggi. Segera aku tarik celana panjangnya, aku buka
resletingnya dan tonjolan dari dalam CD nya seakan sudah tidak sabar
untuk menjinakkanku. Terlihat tegang dan nampaknya besarnya melebihi
besarnya penis suamiku. Diapun tidak tahan untuk segera membuka celana
pendek merahku sehingga nampak CD merah favoritku semakin menampakkan
kulitku yang putih dan bersih.
Payudara dan putingku terus menjadi sasaran mulut mang Cecep.
Jilatan-jilatan lidahnya diputingku membuatku terus mendesah tak karuan
“…ohhh…ohh mang …ohhh, enak mang…”. Payudaraku terasa menjadi
lebih besar dan terus mengeras menandakan gairahku semakin tinggi. Tak
mau kalah, aku segera mengeluh penis mang cecep dari luar CD nya, dengan
lembut dan teratur aku elus. Makin lama-makin menegang dan seakan mau
tumpah dari CD nya dimana kepala penisnya mulai menyeruak keluar. Ani,
tolong dong turunkan CD saya, begitu pinta mang Cecep. Aku yang mulai
tinggi gairah birahiku dengan cepat menurunkah CD nya sehingga mang
Cecep telanjang bulat dengan penisnya yang tegang dan amat besar. Aku
taksir panjangnya sekitar 18 cm dengan diameter 5 cm, 5 cm lebih panjang
dan 1 cm lebih besar dari punya suamiku. Segera aku usap-usap dengan
tanganku, kemudian tak lama kemudian aku cium dan jilat ujung kepala
penisnya. Hal itu membuat tubuh mang Cecep bergetar. Setiap aku jilat
ujung kepala penis dengan lidahku, tubuh mang Cecep bergetar. Aku
variasikan dengan kuluman lembut sampai batangnya berada dalam rongga
mulutku lebih dari setengah panjang penisnya. Aku hisap-hisap, aku jilat
ujung kepala penisnya dan bunyi “ummmm..ummm” terdengar dari mulutnya.
Seketika tangan mang Cecep menarik tubuhku, menggendongku dan
merebahkanku ditempat tidur. Sejenak mang Cecep memandangi tubuhku yang
putih, bersih dan montok tersebut untuk kemudian menindihku sambil
menyerang bibirku dengan ganas, dikulum, digigit dan lidahku seakan-akan
ditarik dengan kedua bibirnya membuat tubuhku bergerak tak beraturan
kekiri kekanan sambil terus mendesah “ohh…ohhhh…ohh mang Ce…cep,
ohhh”. Serangan mang Cecep berlanjut kearah leher. Seluruh leherku habis
dijilatin dengan lidahnya yang membuat aku semakin horny. Serangannya
turun ke arah kedua putingku yang terus dikulum, digigit dan dijilatin
bergantian puting kiri, kanan dan kedua nya tampak membengkak. Tak lama
jilatannya turun ke perutku sambil tangannya secara perlahan menurunkan
CD merahku. Tidak menunggu terlalu lama CD merahku dilempar entah
kemana, dan mang Cecep sedikit terkejut mendapati vaginaku bersih tanpa
sehelai bulu rambutpun. Aku yang sudah tinggi birahiku sempat bertanya:
“Kenapa Mang ?”, dengan mata nanar dan kagum mang Cecep menjawab,
vaginamu sangat indah, menggiurkan dan membuat penisku berdenyut-denyut
Ani. Ohhhh sungguh sangat beruntung aku bisa menjilati dan meng-entotmu
nanti.
Mendapat jawaban seperti itu, sungguh melayang perasaanku, dibarengi
dengan jilatan lidah mang Cecep mulai menyentuh vaginaku. Aku melenguh
sambil mengangkat sedikit pantatku, jilatan-jilatan lidah mang Cecep
membuatku bergelinjang hebat. Kadang vaginaku dibuka sedikit dengan
kedua jarinya, kemudian lidahnya menyusuri kulit-kulit sensitive didalam
vaginaku. Ohhh…ohhh.oohhh mang…eee…..nak mang…ohhh enak…,
hanya rancauan seperti itu yang bisa aku ucapkan. Jari-jari mang Cecep
mulai memainkan klitorisku…, terasa akan ada cairan yg bergerak maju
untuk keluar dari liang vaginak. Oohhh mang ce…cep…ohhh mang…oh
mang aku mau….oh…, disaat aku mau keluarkan cairan mang Cecep
menghentikan kegiatannya, dan membuat aku sedikit kecewa. Ternyata
kekecewaanku salah karena, sesaat kemudian ada benda besar yang ternyata
penis mang Cecep itu mulai masuk ke liang vaginaku. Pelan tapi pasti
perasaanku menjadi lebih enak, lebih menikmati permainan tersebut.
Perlahan-lahan penis mang Cecep menyeruak vaginaku, yang membuat
vaginaku semakin gatal dan terus berdenyut denyut. Penis mang Cecep jauh
terasa lebih mantab dan enak memenuhi liang vaginaku dibanding suamiku
karena baik panjang dan diameternya melebihi penis suamiku.
Mang…ohhhh…mang…ohhh, suara lenguhanku karena penis mang cecep
terus menggenjot-genjot liang vaginaku. Kadang pelan, kadang sedang dan
kemudian cepat gerakannya membuat tubuhku terus bergelinjang. Tak lupa
mulut mang Cecep terus menyerbu payudaraku sehingga aku hampir-hampir
melayang karena keenakan permainan mang Cecep tersebut.
Genjotan-genjotan itu membuat vaginaku semakin lama semakin mengeras dan
menjepit penis mang Cecep.
Vaginaku seakan-akan menyedot-nyedot ujung kepala penisnya, membuat
gerakan mang Cecep semakin cepat. Gerakan penis mang Cecep yang
menggenjot vaginaku semakin lama semakin cepat membuat reaksi tubuhku
tak terkendali. Bergerak kekiri-kekanan, ohhh…mang ohhhh mang
oh….mang ce…cep…, mang aku mau…ohhhh mang, aku tidak kuat ohhh
mang…oh mang….aku mau sam…pai mang oh. Tanpa memperdulikan
eranganku, mang Cecep memacu terus gerakannya, membuat aku sudah tidak
kuat dan oh….mang…ohhhhhhhhhh, mang…terdengar suara mang Cecep.
Tahan sebentar Ani, saya juga mau keluar habis vaginamu sangat enak,
peret dan menyedot-nyedot ujung kepala penisku. Ayo mang kita keluarkan
bersamaan ya…ohhhhh mang. Vaginaku semakin berdenyut-denyut, mengeras
dan terus bertambah gatal terasa terus menyedot kepala penis mang Cecep.
Sementara mang Cecep merasa penisnya menyentuh liang-liang rahim dalam
vagina Ani dan terasa semakin geli dibuatnya ditambah vagina Ani terasa
semakin menyedot-nyedot ujung kepala penis nya dan beberapa saat
kemudian: “oohhhh Ani..Ohhhhh Ani, Mang Ce..cep mau ohhhhhh mau keluar
ohhhh, dan crott…crot..crotttttt”. Kami berdua berpelukan erat
kemudian melenguh panjang bersamaan, seiring cairan peju putih kami
berdua mengalir seperti air yang tak tertahan dari bendungan. Kami
berdua mengalami orgasme yang bersamaan dan ini adalah kenikmatan yang
belum pernah saya dapatkan selama menjadi suami pengusaha terkenal itu.
Kami diam sejenak, kemudian mang Cecep menggendong saya ke kamar mandi.
Mang Cecep dengan telaten memandikanku. Menggosok-gosok payudaraku,
menjilati kedua putingku dan terus menggosok-gosok liang vaginaku
setelah diguyur air kemudian menjilati vaginaku dengan lidahnya. Ohhhh
terasa melayang tubuhku ini. Sambil saling gosok, berciuman, kamipun
melakukan hubungan badan kembali di kamar mandi dengan dibawah guyuran
air hangat dari shower. Vaginaku yang tanpa bulu rambut tersebut terasa
makin gatal dan cairan kental mengalir dari liang-liang kewanitaanku
dan…ohhh enaknya bercinta dengan teman main Poker online ku. Terima
kasih Zynga Texas Holdem Poker. Saya sungguh ketagihan akan permainanmu.