Inilah cerita dewasa panas yang paling seru. Sebut Tante Lina pemilik
toko di sebelah tokonya Tante Girang XXX yang sepertinya juga tipe Tante
Girang Binal, dia sering datang sore hari setiap toko akan ditutup. Dia
biasanya saling omong-omong, bersenda gurau dengan Tante Girang XXX,
dan apabila telah begini tentu lama sekali selesainya. Dan seperti
biasanya, aku pulang duluan ke rumah karena Tante Girang XXX biasanya
dijemput oleh suaminya atau anaknya.
Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat bahwa harus mengantarkan
Indomie ke pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan memang toko
sudah sepi, pintu pun hanya ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung
masuk menuju tempat penyimpanan Indomie. Ternyata aku menyaksikan
peristiwa yang tidak kuduga sama sekali, kulihat Tante Girang XXX dengan
posisi tetelentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral
kemaluannya oleh Bu Lina. Tante Girang XXX sangat menikmati dengan
rintihannya yang ditahan-tahan dan tangannya memegang kepala Bu Lina
untuk dirapatkan ke selangkangannya.
Karena terkejut atas kedatanganku, maka keduanya pun berhenti dengan
memperlihatkan wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima detik,
mereka pun tersenyum dengan penuh artii
Kamu belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita bisa
rame-rame, ya kan Bu Lina..? ucap Tante Girang XXX sambil menariktangan
Bu Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.
Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..! desah Tante Girang XXX lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.
Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus berbuat apa, tapi karena
kedua wanita dalam keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku, nafsu
kelelakianku bangkit walaupun aku belum pernah merasakan sebelumnya.
Perlahan aku mendekati keduanya sambil melihat mereka berdua. Seperti
seorang raja aku pun disambut, mereka yang tadinya telentang dan
menindih kini mereka bangkit dan duduk sambil menata rambutnya
masing-masing.
Hanya lima langkah aku pun sampai di hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua langsung meremas selangkanganku.
Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..? tanya Tante Girang XXX manja.
Be.., belum Tante..! jawabku polos sambil menahan rasa geli yang begitu nikmat.
Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali langsung dapat dua
lubang..! canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku
hingga aku benar-benar telanjang di hadapan mereka.
Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan padabatang kemaluanku.
Terdengar srup, srup ahh. Tante Girang XXX dan Bu Lina seakan ingin
berebut untuk menikmati batang kemaluanku yang berukuran normal-normal
saja.
Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!
Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?
Cupp.., crupp..! kata mereka berdua saling menyahut.
Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.
Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang
biasanya terjadi dalam mimipi, badanku menegang, mataku terpejam untuk
merasakan sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memuncrat
mengenai wajah Bu Lina dan Tante Girang XXX, dan dengan serta merta
Tante Girang XXX mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina.
Dengan buas sekali mereka saling berciuman bibir, berebutan untuk
menelan air kenikmatan punyaku. Aku pun berjongkok dan membuka paha
Tante Girang XXX, Tante Girang XXX hanya menurut.
Mau apa kau Sayang..? desah Tante Girang XXX.
Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajahku ke arah selangkangannya yang
berbau anyir dan tampak mengkilap karena sudah basah. Aku mencoba untuk
melakukan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam
rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu.
Kurasakan ketika aku menyedot benda kecil Tante Girang XXX, Tante
Girang XXX selalu menggelinjang dan mengangkat pantatnya, sehingga
kadang hidungku ikut mencium benda kecil itu.
Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahhh, ehh, aahhh..! ceracau Tante Girang XXX.
Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..! ucap Bu
Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Girang XXX.
Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..! pinta Tante Girang XXX.
Aku pun semakin liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante
Girang XXX, Aghh.., ughh..! lidahku merasakan ada cairan kental keluar
dari vagina Tante Girang XXX. Aku cepat-cepat menangkapnya dan sedikit
ragu untuk menelannya.
Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu gantian dengan Bu Lina
ya..! ucapnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari
liang senggamanya.
Aku pun tidak sadar bahwa batang kemaluanku sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna walaupun sedikit terasa ngilu.
Bentar Her.., kamu disini dulu ya..! pinta Bu Lina sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan mengambil beberapa lembar.
Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang
dibawanya. Setelah kira-kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan
memanggilku, Ayo sekarang giliran saya dong Her..! katanya sambil
tangannya meremas susunya sendiri.
Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua tangan pun mengganti
tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus,
enak rasanya memegang payudara orang dewasa.
Her.., masukin dong tuh burung kamu ke lubang Lina, ayo dong Her..! bisiknya lembut.
|| intermezooo .Silahkan lanjutkan baca Cerita Ngentot Tante Girang nya ya .||||
Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk ke liangnya, tapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.
Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..! ucapnya.
Dan tangannya pun memegang batang kemaluanku dengan lembut dan
memberikan kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing masuk ke lubang
kenikmatannya.
Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat,
lembab, nikmat dan seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina.
Secara naluri aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara
pelan dan berirama.
Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam, ayooo, ughh..! desah Bu Lina.
Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku dan menekan-nekan supaya
doronganku lebih keras, sedangkan kakinya telah melingkar di pinggangku.
Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk
punggungku dengan keras, Ooohhh.., aku ngejrot.., Her..! Yeess..,
uhhh..!
Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di
pinggangku. Aku pun bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang dan
tampak dari liang kenikmatannya sangat banyak cairan yang keluar.
Kuhampiri Tante Girang XXX yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku
pun turut membantunya untuk mengemasi barang-barang.
Setelah beberapa menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering.
Setelah kuangkat ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai suaminya
untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian aku pun menawarkan untuk
mengantarkan ke rumah Tante Girang XXX dengan Impresa 95 kesayanganku.
Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa hubungan lesbinya
dengan Bu Lina sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang malam
(mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tidak puas
bila dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina memang janda karena suaminya
minggat dengan wanita lain.
Sampai di rumah Tante Girang XXX, suasananya memang sepi karena anaknya
kuliah dan Omku sedang mengantar tetangga pindah rumah. Setelah aku
angkat-angkat barang ke dalam rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang
kepada Tante Girang XXX. Aku terkejut, ternyata Tante Girang XXX
bukannya memperbolehkan aku pulang, tetapi malah menarik tanganku menuju
kamar Tante Girang XXX.
Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..! pintanya sambil memelukku dan menempelkan kedua buah dadanya ke tubuhku.
Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu,
demikian pula Tante Girang XXX. Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh
kami berdua di kasurnya, dan dengan bersemangat kami saling meraba,
menindih, merintih. Hingga akhirnya aku melepaskan maniku ke dalam
kemaluan Tante Girang XXX.
Aku pun pamitan pulang dengan mencium bibirnya dan meremas susunya
dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan,
dan diberikan kepadaku, Untuk rahasia kita..! katanya.
Sampai saat ini lebih dari 2 tahun aku bekerja di toko Tante Girang XXX,
dan hubungan badanku dengan Tante Girang XXX dan Bu Lina masih
berlangsung. Dan yang menyenangkan adalah Tanti, anak Bu Lina mau
kupacari, dan aku ingin menjadikannya sebagai istri.